Selamat siang Peserta Diklat,, Menurut Bapak/Ibu bagaimana asesor menggunakan analisis sosial dalam pemetaan konflik atau penyelesaian konflik?
Aslm, pagi..saya setuju dgn pak afif bahwa penggunaan analisis sosial oleh seorang asesor untuk pemetaan konflik atau menyelesaikannya semuanya tergantung dari kredebiltas, kapasitas kapabilitas seorang asesor itu sendiri, dgn kata lain asesor hrs mengerti,paham dan menguasai kondisi sosial yg ada dlm masyarakat, tetapi tentunya harus didasari dengan aturan dan hukum yang jelas, sehingga ada solusi dan konflik bisa terselesaikan. Hal lain yg lebih utama adalah dukungan dari berbagai stake holder,antara lain kerjasama dengan akademisi, tokoh adat, instansi terkait.demikian.trims,waslm
Re: Hubungan Analisis sosial dengan pemetaan konflik
menurut saya, seorang asesor menggunakan analisis sosial untuk penyelesaian konflik dengan cara mengidentifikasi permasalahan yang terjadi, setelah itu asesor melakukan pemetaan sosial untuk melihat solusi yang bisa diambil untuk penyelesaian konflik
Re: Hubungan Analisis sosial dengan pemetaan konflik
Hallo ....saya Budy Zet Mooy (Wi BDK Kupang)
Seorang asesor analisis sosial, yaitu harus memamahi persoaalan sosial dari berbagi sudut pandang.......dan yg terutama adalah bisa menempatkan diri secara netral pada dua kubu yang berkonflik, serta harus bisa menjadi pendengar yang baik.......serta tidak boleh memberi keputusan........tetapi lebih pada menfasilitasi dengan pertimbangan2 utk kedua kubu yg berkonflik untuk dpt memutuskan sengketa (win-win solucion)
Sebelum kita berdiskusi lebih jauh tentang Ansos dlm pemetaan konflik....maka sedikit filosofis pendapat para ahli pemetaan konflik..................????
Secara harfiah konflik berarti percekcokan, perselisihan, atau pertentangan. Konflik sebagai perselisihan terjadi akibat adanya perbedaan, persinggungan, dan pergerakan. Menurut Simon Fisher pengertian konflik merupakan hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki atau yang merasa memiliki sasaran-sasaran yang tidak sejalan. 1). Dean G. Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin mendefinisikan konflik sebagai persepsi mengenai perbedaan kepentingan (preceived divergence of intrest) atau suatu kepercayaan bahwa aspirasi pihak-pihak yang berkonflik tidak dapat dicapai secara simultan. 2). Definisi di atas sejalan dengan pendapat R W. Mack, RC Syneider dan Ted Robret Gurr menyatakan bahwa sebuah pertentangan dapat disebut konflik, Pertama; harus melibatkan dua orang atau lebih pihak-pihak di dalamnya. Kedua; pihak-pihak tersebut saling tarik menarik dalam aksi saling memusuhi (Muttually opposing actions). Ketiga; mereka cenderung menjalankan perilaku koersif untuk menghadapi dan menghancurkan sang musuh. keempat; interaksi pertentangan di antara pihak-pihak itu dalam keadaan yang tegas karena itu keberadaan peristiwa pertentangan dapat dideteksi dan dimufakati dengan mudah oleh para pengamat yang tidak terlibat dalam pertentangan. 3).
Menurut Simon Fisher pemetakan merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menggambarkan konflik secara grafis dengan menghubungkan suatu masalah dengan berbagai pihak lainnya. 4). Sehingga masyarakat yang memiliki berbagai sudut pandang berbeda dalam memetakan situasi dapat saling mempelajari pengalaman dan sudut pandangan masing-masing.
Kesimpulannya:
Analisis sosial sangat dibutuhkan dalam melakukan pemetaan konflik dan ini sangat tergantung dari kemampuan Asesor dalam menganalisis dan memetakannya.
Terima kasih.