Latar Belakang
Database atau pangkalan data tak lain adalah perangkat untuk mencatat, mengorganisir, dan menstrukturkan data. Mengapa data perlu distrukturkan? Data yang terstruktur jauh lebih mudah dan cepat untuk diubah menjadi informasi. Saat ini penggunaan database, dalam segala bentuknya, sudah sangat meluas. Banyak di antara kita menikmati manfaat dari database. Jika anda seorang nasabah bank, anda dapat meminta petugas bank untuk mencetakkan buku transaksi. Dengan mudah dan cepat anda akan mendapatkan cetakan lengkap rekaman transaksi keuangan yang terekam dalam database bank tersebut. Tanpa disadari, semua semua pemegang telepon genggam, yang menggunakan fasilitas phonebook, adalah pengelola database berisi sekurangnya nama dan nomer telepon dari orang-orang yang sering dia hubungi. Database sebagai perangkat pencatatan terutama diperlukan bilamana kita harus menangani data dalam jumlah besar, yang sudah tidak mungkin lagi dapat ditangani dengan mengandalkan daya ingat atau pencatatan sederhana. Menggunakan database serupa dengan menata tumpukan data dengan susunan tertentu. Data yang tersusun akan lebih mudah diolah, dipelajari dan disimpulkan.
Mereka yang berkecimpung dalam persoalan kehutanan umumnya paham, bahwa konflik di sektor kehutanan merupakan persoalan yang sejak lama hingga sekarang belum kunjung menemukan penyelesaian yang memuaskan. Selama lebih dari seratus tahun terakhir, jumlah konflik kehutanan demikian besarnya. Tambahan lagi, banyak riwayat konflik memperlihatkan bahwa konflik kehutanan seringkali sangat rumit. Bersangkut-paut dengan aspek kebijakan di sektor kehutanan, perijinan, dan kepastian hukum; pemanfaatan hasil hutan, mata pencaharian penduduk/komunitas setempat, keberlangsungan layanan alam, dan banyak lagi.
Maka, fungsi yang dasar dari database konflik kehutanan adalah untuk merekam dan kemudian menstrukturkan timbunan data konflik kehutanan. Pada akhirnya, tujuan yang lebih penting dari database konflik kehutanan adalah membantu penggunanya untuk mempelajari berbagai aspek dari konflik kehutanan untuk kemudian, mengurai persoalan, mengenali faktor dan peluang penyelesaian masalah, dan mengupayakan penyelesaian yang terbaik.