Forum Diskusi

Konflik Tenurial dan Kerusakan Tahura

Konflik Tenurial dan Kerusakan Tahura

by MENI HENDRAWATI -
Number of replies: 2

Kerusakan hutan yang terjadi di kawasan Tahura Bukit Soeharto sedikit banyak berkaitan dengan konflik tenurial. Dimana masyarakat yang berada di sekitar kawasan Tahura yang melakukan aktivitas berkebun/berladang di dalam kawasan Tahura  merasa bahwa mereka (nenek moyang red) telah lama ada disana jauh sebelum ditetapkan sebagai kawasan Tahura. Sehingga sebagai penyuluh kehutanan yang membina masyarakat atau khususnya petani (KTH) yang berada di dalam kawasan Tahura mengalami kesulitan untuk merelokasikan tempat usaha taninya. Yang bisa dilakukan hanya membina dan mengarahkan untuk melakukan budidaya HHBK spt Karet dan tanaman buah-buahan (lai, durian, cempedak dll). Permasalahan yang timbul dalam proses pembinaan KTH yang berada di dalam kawasan adalah saat mengajukan legalitas kelompok maupun proposal bantuan kepada instansi terkait sangat sulit. Karena begitu mengetahui lokasi usaha tani berada di dalam kawasan Tahura, membuat para pemberi bantuan mengurungkan niat uantuk memberi bantuan. Dan ini membuat para petani merasa kurang diperhatikan dan akibatnya kerusakan hutan semakin menjadi, ditambah lagi telah ada kebun kelapa sawit. Mohon pendapatnya, bagaimana mengatasi permasalahan tersebut ?


Salam,

Mey

In reply to MENI HENDRAWATI

Re: Konflik Tenurial dan Kerusakan Tahura

by Deleted user -
Contoh kasus yang bagus, Menurut saya subjek subjek yg ada d konflik tersebut harus d dudukan bersama, dimediasi, sehingga ditemukan solusinya, misalnya, penyuluh bisa memediasi petani dan pihak pemberi bantuan, menjelaskan duduk persoalannya kenapa ada d tahura dan menjelaskan kekurangan dan kelebihan kepada pemberi bantuan, penyuluh jugaharus menyampaikan ke petani bagaimana dan apa yg harus mereka lakukan agar mendapatkan bantuan, pwrbincangan ini akan mengarah ke arah jalan keluar jika dikelola dengan baik.
In reply to Deleted user

Re: Konflik Tenurial dan Kerusakan Tahura

by MENI HENDRAWATI -

Solusi agar penyuluh kehutanan yang menjadi mediator memang kedengarannya baik dan mudah namun secara pelaksanaannya cukup sulit. Hal ini dikarenakan kita sebagai penyuluh (orang lapangan) hanya dipandang sebelah mata oleh para pejabat struktural pengambil keputusan, belum lagi ditambah dengan birokrasi yang berbelit-belit. Sehingga sangat sulit untuk penyuluh menjadi mediator yang baik. Penyuluh bisa menjadi mediator yang baik, jika telah dikenal dan memiliki kedekatan emosional (kenal baik), dan untuk mencapai itu butuh waktu dan proses yang panjang.....