Forum Diskusi

Case Study pada materi Gender dan Tata Kelola Hutan

Case Study pada materi Gender dan Tata Kelola Hutan

oleh Shinta Widyastuti -
Jumlah balasan: 6
Seperti tercantum dalam modul disebutkan bahwa kelangkaan hukum atau kebijakan pengelolaan sumber daya alam yang mempertimbangkan isu sosial terutama dari aspek manusianya menyebabkan peran dan posisi perempuan dalam pengelolaan sumber daya alam semakin tidak terakomodir, bahkan tidak terlindungi dalam kebijakan-kebijakan pengelolaan sumber daya alam yang ada saat ini. Secara normatif, penguasaan sumber daya alam lebih banyak berada di tangan laki-laki. Hukum normatif tidak berpihak kepada perempuan dan hampir tidak memberikan peluang kepada perempuan untuk dapat menguasai dan memegang kontrol atas pengelolaan sumber daya alam tersebut secara bebas. Posisi perempuan sangatlah tidak diuntungkan dalam hukum, padahal dalam prakteknya untuk mengatasi kemiskinan keluarga, perempuanlah yang sering menempatkan diri sebagai survivor. Kebijakan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia masih didasari oleh paradigma Hak Menguasai oleh Negara yang semakin memarjinalkan perempuan. Menurut saya, didalam analisis program atau kegiatan pengelolaan sumber daya hutan berbasis gender perlu ada sosialisasi pengelolaan sumber daya hutan yang melibatkan laki-laki dan perempuan karena konsep gender sendiri adalah suatu kegiatan yang menguntungkan laki-laki, perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan jadi bukan berarti kesetaraan gender hanya berlaku untuk perempuan. Antara laki-laki dan perempuan harus saling support, saling melengkapi dan saling bahu membahu untuk mensukseskan tujuan yang ingin dicapai. Pemerintah juga harus jeli melihat apa yang menjadi mata pencaharian masyarakat, apa yang dibutuhkan masyarakat di sekitar hutan umumnya dan kaum perempuan di sekitar hutan khususnya. Sehingga akan mudah dalam mencarikan solusi terhadap konflik yang terjadi. Dan solusi yang dihasilkan akan memberi manfaat yang benar-benar menguntungkan kedua belah pihak yaitu pemerintah dan masyarakat.
Sebagai balasan Shinta Widyastuti

Re: Case Study pada materi Gender dan Tata Kelola Hutan

oleh Ginanjar Saras Adhiguna -
Halo selamat pagi..

Saya Ginanjar Saras Adhiguna

Calon Widyaiswara di Balai Diklat Kehutanan Samarinda

Sebagai balasan Ginanjar Saras Adhiguna

Re: Case Study pada materi Gender dan Tata Kelola Hutan

oleh Ginanjar Saras Adhiguna -

Bahasan yang menarik dan inilah realita pengelolaan sumberdaya hutan di Indonesia dan beberapa negara. Realita yang terjadi Ketidaksetaraan gender memang lebih berpihak terhadap laki-laki yang mendominasi terhadap pengelolaan. Bagaimana pun, penting untuk diingat bahwa perempuan mempunyai andil terhadap pengelolaan sumberdaya hutan dan mereka juga aktor atau agen perubahan yang efektif terkait dengan perencanaan dan mitigasi. Perempuan sering memiliki pengetahuan dan keahlian yang kuat yang dapat digunakan dalam perencanaan dan strategi maupun solusi. Selain itu, tanggung jawab perempuan dalam rumah tangga dan masyarakat, sebagai pengurus sumber daya alam dan rumah tangga, memposisikan mereka dengan baik untuk  membantu dalam strategi penghidupan yang disesuaikan dengan realitas pengelolaan sumberdaya hutan.

Bagaimana pendapat anda dalam mengatasi kondisi realita yang ada seperti ini, adakah gagasan gagasan atau ide ide dalam menjawab realita ini?

Sebagai balasan Ginanjar Saras Adhiguna

Re: Case Study pada materi Gender dan Tata Kelola Hutan

oleh Shinta Widyastuti -

hello mas ginanjar, perkenalkan saya shinta dari kabupaten Sambas Kalimantan Barat


melihat realita yang terjadi mungkin kita memang harus patuh pada aturan untuk mengatasi kesenjangan gender dalam mengelola sumber daya

pertama kita harus mengidentifikasi peran,posisi dan tugas perempuan dan laki-laki dari berbagai kelompok sosial dalam pengelolaan sumberdaya hutan

setelah itu kita harus mendata faktor-faktor yang mempengaruhi pola pembagian kerja, peran dan posisi, akses dan kontrol terhadap sumberdaya.

setelah semua faktor terdata akan mudah untuk mencari solusi dari permasalahan atau konflik yang timbul dalam pengelolaan sumber daya. 


Sebagai balasan Shinta Widyastuti

Re: Case Study pada materi Gender dan Tata Kelola Hutan

oleh Ginanjar Saras Adhiguna -

Hallo ibu shinta..

Langkah-langkah yang sangat bagus, tetapi yang utama adalah bagaimana secara perlahan mengubah paradigma mengenai peran gender tentunya lebih spesifik terhadap kaum perempuan terhadap pengelolaan sumberdaya hutan yang memang sangat kurang. Pemberian kepercayaan dan kesempatan juga sangat penting dalam menempati suatu tugas dan posisi.

Bagaimana kondisi di lingkungan bu shinta kaitannya kesetaraan dan peran gender hubunganya dengan pengelolaan sumberdaya hutan?

Sebagai balasan Ginanjar Saras Adhiguna

Re: Case Study pada materi Gender dan Tata Kelola Hutan

oleh Shinta Widyastuti -

iya mas, kalo di tempatku sekarang untuk beberapa kelompok tani hutan sudah di ketuai oleh kaum perempuan. dan terbukti mereka lebih aktif dalam berkegiatan khususnya untuk urusan administrasi kelompok mereka. sebelumnya para kaum perempuan hanya dilibatkan untuk urusan kesekretariatan dan pengelola keuangan

dengan beberapa orang perempuan yang terlibat dalam kepengurusan suatu kelompok atau organisasi dan bahkan memimpin kelompok tersebut, bisa menjadi contoh yang baik bagi kaum perempuan lainnya di desa tersebut bahwa perempuan juga mempunyai kapasitas dan kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki sehingga di masa mendatang akan lebih banyak lagi kaum perempuan yang terlibat di dalam pengelolaan sumber daya


Sebagai balasan Ginanjar Saras Adhiguna

Re: Case Study pada materi Gender dan Tata Kelola Hutan

oleh Jayanthi BR Surbakti -

Sebenarnya peran perempuan dalam pemanfaatan sdh hutan sangatlah tinggi . di salah satu bagian modul juga disebutkan bahwa pd komunitas hutan, setengah dr pendapatan wanita berasal dr hutan, sedangkan laki2 hanya sepertiga dr pendapatan mereka. Menurut sy, pendapatan berkaitan langsung dengan pemanfaatan. Namun, dalam hal pengelolaan sdh memang wanita masih kurang dilibatkan terutama dlm hal pengambilan keputusan dan kebijakan. Saya juga lebih setuju dengan kata KEADILAN GENDER drpd KESETARAAN GENDER, krn keadilan gender akan membawa kpd kondisi 'PROPORSIONAL' bukan 'SAMA'.